Selasa, 28 April 2009

Semangat Suratman pedagang mie ayam

Sudah 8 tahun Pak Suratman mencari nafkah di Malioboro. Berbagai hal buruk dialami nya tidak pernah mematahkan semangatnya. Dan kini mimpinya mungkin sebagian orang sangatlah sederhana terwujud.” Kalau untuk keluarga apa saja yang bisa saya lakukan saya kerjakan”, ujarnya.

Oleh : Dwi Prastio Sulistianto (153070236)

Suratman tinggal berdua disebuah kamar kos di daerah malioboro. Ia meninggalkan anak dan istrinya di Gunung Kidul untuk mencari nafkah di jogja. Setiap hari pria yang kini berusia 28 tahun ini berdagang mie ayam. Sekalian untuk mencari penghasilan awal. Suratman berangkat bekerja dari jam 6 pagi hingga jam 3 sore, selanjutnya digantikan oleh teman kerjanya.
Dari 80 mangkok tiap harinya, bisa terjual 60 sampai 70 mangkok pada hari biasa. Tetapi bisa lebih banyak lagi pada hari libur. Penghasilannya tidak tetap. Pada hari biasanya ia dapat mengantongi uang Rp.150.000 dan bisa mencapai Rp.300.000 saat hari libur. Penghasilan tersebut dibagi dua dengan teman sekerjanya.
Setiap 10 hari sekali Suratman biasanya pulang ke Gunung Kidul untuk menemui keluarganya. Orang tua beserta anak dan istrinya tinggal bersama disana. Di kampungnya Suratman cukup dikenal. Berkat bantuan Suratman, tidak sedikit pemuda didesanya yang kini telah bekerja di jogja. Bahkan beberapa diantaranya kini dapat hidup dengan baik.
Semangat suratman yang pantang menyerah patut kita tiru. Tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri. Suratman dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Hingga kini Suratman masih sering terlihat di malioboro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar