Selasa, 24 Februari 2009

Trend Celana Pensil

Sekarang ini celana pensil telah menjadi trend anak muda. Hal ini dapat dilihat dari keseharian atau kebiasaan para artis yang memakai celana pensil. Pada mulanya celana pensil hanya dipakai kalangan anak punk. Orang-orang menilai celana pensil sulit dipakai untuk beraktifitas namun semakin berkembangnya zaman trend celana pensil banyak diminati anak-anak muda untuk menjadi trend mode masa kini. Sekarang kita dapat melihat contohnya saja di kampus II Fakultas Fisip Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta yang bertempatkan di babarsari, banyak mahasiswa – mahasiswi yang mengenakan celana pensil yang sudah berkembang pesatnya sampai – sampai para orang tua yang mengenakan celana tersebut. Oleh sebab itu kita tidak boleh memandang buruk terhadap celana pensil yang biasanya dikenakan oleh anak punk jalanan yang berpenampilan “slengean”.

( Dwi Prastio Sulistianto - 153070236)

Hotspot Area Yang Saat Ini Menjadi Daya Tarik Suatu Universitas

Sebanyak 28 mahasiswa jurusan komunikasi veteran yang saya jumpai ketika sedang memadati 4 lokasi hotspot yang disediakan oleh kampus. Mahasiswa yang saat itu membawa laptop masing – masing, seakan barang tersebut menjadi keseharusan bagi mahasiswa. Hotspot area yang ada pada kampus II FISIP UPN ‘V” yang berada di babarsari tersebut ada tahun 2007. Pada percobaan sebelumnya hotspot area di kampus hanya ada pada satu lokasi, tapi pada saat ini hotspot area di kampus tersebut menjadi 4 bagian karena melihat antusias dari mahasiswa – mahasiswa yang berkuliah di kampus tersebut. “kami sangat menikmati adanya hotspot area yang ada di kampus, karena kami anak kos yang seharusnya menghemat – hemat uang. Maka dengan adanya hotspot dikampus meminimalkan uang kami untuk pergi kewarnet” itu salah satu penuturan mahasiswa yang saya wawancarai.

Namun, bagi mahasiswa yang tidak memiliki laptop mereka merasa biasa saja dan tidak ada perbedaan dengan adanya hotspot area di kampusnya. “hotspot area yang ada di kampus saat ini hanya menambah tempat saya dan teman – teman nongkrong. Karena saya tidak memiliki laptop yang bisa digunakn di hotspot area”. Ujar tio seorang mahasiswa yang kami tanyai. Dari sumber lain hotspot adalah salah satu fasilitas dari yang disediakan universitas agar menjadi daya tarik bagi para calon mahasiswa pada tahun ajaran baru.

( Mikhael Resi Tripamungkas - 153070220)

Kos Babarsari Rawan Pencuri

Kelengahan Mu Kebahagian Pencuri

Lagi-lagi kos di babarsari menjadi makanan empuk maling. Mahasiswa UPN komunikasi 2007 (Mamat) telah kehilangan handphone pada (18/02) saat dia masih tertidur dikamar kos.Peristiwa terjadi sekitar jam 08.00 pagi.

Babarsari memiliki letak yang cocok untuk dijadikan lahan pemukiman dan kos. Selain terletak dipusat kota, juga terdapat banyak perguruan tinggi disekitarnya. Sehingga seringkali kos menjadi lahan pencurian. Hal ini berdasarkan observasi fakta. Dalam sebulan terakhir sudah terdapat 3 korban kehilangan handphone di kos. Ini baru mahasiswa UPN komunikasi 2007 yang diketahui, belum lainnya.

Salah satu korban yang berhasil saya wawancarai menceritakan? Secara singkat awal mula peristiwa itu terjadi ketika dia terbangun jam 07.00 karena mendapati handphone yang berdering. Dengan segera dia membalas sms. Setelah itu membuka pintu kamar kos untuk mendapat udara segar pagi. Sambil menunggu kuliah jam 09.00 dan balasan sms dari temanya Mamat tertidur lagi.

Dari situ awal mula peristiwa pencurian terjadi. Setelah beberapa saat tertidur, jam 8.30 Mamat terbangun dan bergegas mandi untuk kuliah. Pada saat itu pula dia terkejut melihati pintu kamar kos yang telah terbuka lebar dan menemui handphone yang raib.

Lingkungan kos memang sering kali menjadi incaran para pencuri. Pencuri biasanya memanfaatkan kelalaian dan kelengahan para pemilik kos. Handphone atuapun barang berharga lain bisa raib dalam sekejab. Kita harus waspada ketika meletakkan barang berharga agar tidak menimbulkan hasyrat pencuri!
( Arif Yudha Prasetya, 153070217)

Senin, 23 Februari 2009

FLY OVER JANTI YOGYAKARTA

Adanya kepadatan lalu lintas yang tinggi, sering menimbulkan kemacetan pada junction (pertigaan), pertemuan sebidang antara Ruas Jalan Yogyakarta - Prambangan dengan akhir Ruas Jalan Arteri Selatan, mengingat kedua ruas jalan ini berstatus jalan nasional dan berfungsi sebagai jalan arteri primer ini.

Dengan kondisi tersebut di atas kedua ruas jalan ini merupakan pilihan utama untuk lalu lintas antar kota dan antar propinsi yang akan menuju atau keluar kota Yogyakarta sehingga dapat dikatakan Yogyakarta sebagai kota transit.

Pada jarak + 450 meter dari pertigaan Janti terdapat persilangan sebidang dengan jalan kereta api. Sehingga dapat dibayangkan akan terjadi kemacetan lalu lintas di pertigaan Janti pada saat kereta api melintas pada persilangan sebidang ini.

Perlu diketahui bahwa rel kereta api ini merupakan jalur utama Jakarta - Surabaya untuk jalur tunggal (single track) dengan volume melintas sebanyak 88 lintasan/perhari, sehingga hal ini memerlukan pemecahan tersendiri, yaitu dengan membangun Fly Over

Pemerintah melalui Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah C.q. Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah telah menangani pembangunan Janti Fly Over sepanjang 1.250 M dengan membutuhkan biaya sebesar hampir Rp. 23 milyar, yang berasal dari sumber dana APBN + OECF IP-466, merupakan jalan layang pertama yang di bangun di Yogyakarta, dimaksudkan untuk dapat mengatasi dan mengantisipasi kemacetan lalu lintas terutama pada persilangan sebidang dengan jalur kereta api Jakarta - Surabaya serta pada pertigaan Janti.

Disain pembangunan Janti Fly Over semula dilaksanakan oleh Konsultan Nasional PT Perentjana Jaya dan PT Wiraguna Tani & Associates pada tahun 1998 dengan panjang total 997 M, namun dengan memperhatikan aspek teknis pelaksanaan dan persyaratan dari JBIC sebagai pemberi dana, Disain tersebut direvisi oleh Konsultan Internasional yaitu Pacific Consultant International (PCI) pada tahuan 1999, dengan rencana Fly Over sepanjang 1.250 M.

Alasan revisi adalah untuk memberikan tingkat kenyamanan yang lebih besar kepada pengguna jalan dikaitkan dengan batas kelandaian jalan dan antisipasi pelayanan jalan terhadap beban muatan lainnya terutama beban gempa.

Pembangunan Janti Fly Over mulai dilaksanakan pada Tahun Anggaran 1998/1999 untuk pembangunan dua buah pilar Fly Over serta pelebaran jalan untuk kebutuhan pengguna jalan. Pekerjaan Pelebaran dilaksanakan pada kedua sisi kiri dan kanan Jalan Arteri Selatan khususnya untuk lahan-lahan yang telah dibebaskan dari masyarakat, tujuannya agar warga masyarakat yang lahannya telah dibebaskan dapat membuka usahanya dengan lancar tanpa kesulitan akibat adanya puing-puing bongkaran bangunan yang apabila tidak dirapihkan akan menghalangi masyarakat untuk melakukan aktifitas perdagangan/jual beli di lokasi tersebut. Adapun Konstruksi 2 (dua) pilar terebut menggunakan sistem Sosrobahu yang merupakan pene-muan/paten dari seorang ahli Teknik Sipil Bangsa Indonesia yakni Ir. Tjokorda Raka Sukowati.


(Ichwan Nurrohman.H, 153070234)

Polisi Tidur, penghambat perjalanan?

Sekarang polisi tidur tidak hanya identik dengan jalan jalan di dalam kampung saja, tapi di jalan besar pun juga terdapat polisi tidur.
Meskipun bentuk dan ukurannya kecil, sangat berpengaruh pada pengendara di jalan. Di jalan Babarsari (daerah depan atmajaya sampai utara) atau jalan seturan (sekitaran kledokan seturan) terdapat beberapa polisi tidur yang dipasang, padahal jalan Babarsari termasuk jalan yang banyak dipakai oleh pengendara kendaraan bermotor.

“Polisi tidur di jalan Babarsari sangat mengganggu pengguna jalan khususnya yang menggunakan kendaraan bermotor, karena jalan Babarsari merupakan jalan yang ramai dipadati kendaraan bermotor”, ungkap Roy, salah satu pengguna jalan Babarsari.
Pembuatan polisi tidur harusnya melihat kondisi dan situasi tempatnya, sehingga pengguna jalan bisa memahami mengapa polisi tidur dibuat.

Namun, bagaimana dengan manfaat polisi tidur itu sendiri? “Boleh saja membuat polisi tidur, tapi harus melihat lokasinya, seperti di jalan-jalan perkampungan atau jalan yang sering dipadati anak-anak”, jelas salah satu warga Babarsari.


(Andri Fatahillah, 153070235)

Apa itu berita?

Berita

Berita adalah segala sesuatu yang terkait waktu dan menarik perhatian banyak orang dan berita terbaik adalah hal-hal yang paling menarik yang menarik sebanyak mungkin orang (untuk membacanya).” Definisi menurut Willard Grosvenor Bleyer.

Menurut Chilton R. Bush, berita adalah informasi yang “merangsang”, dengan informasi itu orang biasa dapat merasa puas dan bergairah. Sementara Charnley sendiri menyebutkan bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau pendapat orang yang terikat oleh waktu, yang menarik dan/atau penting bagi sejumlah orang tertentu.

Pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni:

  1. Laporan

  2. Kejadian/peristiwa/pendapat yang menarik dan penting

  3. Disajikan secepat mungkin (terikat oleh waktu)

Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya. Pertama, Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap tidak mengabaikan kelengkapan data dan obyektivitas.

Kedua, Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity).

Nilai berita

Nilai berita adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah kejadian cukup penting untuk diliput. Ada sejumlah faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita. 7 di antaranya adalah:

  1. Kedekatan (proximity). Ada dua hal tentang kedekatan. Pertama dekat secara fisik dan kedua, kedekatan secara emosional. Orang cenderung tertarik bila membaca berita yang peristiwa atau kejadiannya dekat dengan wilayahnya dan juga perasaan emosional berdasarkan ikatan tertentu.

  2. Ketenaran (prominence). Orang terkenal memang sering menjadi berita. Seperti kata ungkapan Barat, Name makes news. Bintang film, sinetron, penyanyi, politisi ternama seringkali muncul di koran dan juga televisi.

  3. Aktualitas (timeliness). Berita, khususnya straight news, haruslah berupa laporan kejadian yang baru-baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan.

  4. Dampak (impact). Sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat luas memiliki nilai berita yang tinggi. Semakin besar dampak tersebut bagi masyarakat, semakin tinggi pula nilai beritanya.

  5. Keluarbiasaan (magnitude). Sebenarnya hampir sama dengan dampak, namun magnitude di sini menyangkut sejumlah orang besar, prestasi besar, kehancuran yang besar, kemenangan besar, dan segala sesuatu yang besar.

  6. Konflik (conflict). Berita tentang adanya bentrokan, baik secara fisik maupun nonfisik, selalu menarik. Misalnya bentrokan antar manusia, manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa, etnik, agama, kepercayaan, perang dsb.

  7. Keanehan (oddity). Sesuatu yang tidak lazim (unusual) mengundang perhatian orang di sekitarnya. Orang yang berdandan esktrentrik, orang yang bergaya hidup tidak umum, memiliki ukuran fisik yang beda dengan yang lain pada umumnya, dsb cenderung jadi berita yang bernilai tinggi.

Menulis berita

Berita harus memenuhi kaidah 5W+H (What, Who, Where, When, Why plus How), yakni menuliskan hasil laporan atau pengamatan terhadap peristiwa atau pendapat yang menarik itu. Intinya, adalah menuliskan berita itu ke dalam artikel yang menarik.

  1. Informasi. Informasi adalah batu-bata penyusun berita yang yang efektif.

  2. Siginifikansi. Maksudnya, berita harus memiliki informasi penting; yakni memberi dampak pada pembaca. Misalnya, penulisnya mengingatkan pembaca kepada sesuatu yang mengancam kehidupan mereka.

  3. Fokus.

  4. Konteks. Tulisan yang efektif mampu meletakkan informasi pada perspektif yang tepat sehingga pembaca tahu dari mana kisah berawal dan ke mana mengalir, serta seberapa jauh dampaknya.

  5. Wajah. Jurnalisme itu menyajikan gagasan dan peristiwa; tren sosial, penemuan ilmiah, opini hukum, perkembangan ekonomi, krisis internasional, tragedi kemanusiaan, dinamika agama. Tulisan yang disajikan itu berupaya mengenalkan pembaca kepada orang-orang yang menciptakan gagasan dan menggerakkan peristiwa. Atau menghadirkan orang-orang yang terpengaruh oleh gagasan dan peristiwa itu.

  6. Lokasi/Tempat. Sobat muda, pembaca menyukai banget “sense of place”.

  7. Suara. Tulisan akan mudah diingat jika mampu menciptakan ilusi bahwa seorang penulis tengah bertutur kepada seorang pembacanya.

  8. Anekdot dan Kutipan. Anekdot adalah sebuah kepingan kisah singkat antara satu hingga lima alinea—“cerita dalam cerita”. Anekdot umumnya menggunakan seluruh teknik dasar penulisan fiksi; narasi, karakterisasi, dialog, suasana. Semua itu dibuat dengan tujuan untuk mengajak pembaca melihat cerita dalam detil visual yang kuat.